Sistem Endokrin

Diposting oleh blog on Selasa, 04 Februari 2014

Sistem Endokrin merupakan sistem kontrol pada kelenjar endokrin yaitu kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang diproduksi dan disekresikan ke dalam peredaran darah. Pengertian hormon sendiri merupakan zat kimia dalam bentuk senyawa organik. Hormon
penting dalam mengatur aktivitas tubuh organisme seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Hormon yang dihasilkan tidak didistribusikan melalui saluran khusus melainkan langsung masuk ke dalam pembuluh darah mengingat kelenjar endokrin tidak memiliki saluran khusus. Suatu hormon akan di terima dan mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target. 

Kelenjar Endokrin meliputi beberapa kelenjar antara lain; kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, ovarium, testis, pankreas, dan plasenta.
More aboutSistem Endokrin

Farmakognosi

Diposting oleh blog on Minggu, 21 April 2013

Farmakognosi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari sumber bahan alami yang digunakan sebagai obat. Sumber bahan alami tersebut diperoleh dari berbagai macam bentuk mikroskopis dan makroskopis tumbuhan dan organisme lainnya. Sejarah mencatat bahwa tumbuhan atau bahan alam pernah digunakan sebagai khasiat obat pada masa silam oleh nenek moyang. Di Indonesia sendiri, bukti adanya penggunaan bahan alam sebagai obat pada masa lalu dapat ditemukan dalam naskah Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan) dan dokumen lainnya.
Kesadaran masyarakat tentang khasiat penggunaan tanaman sebagai obat merupakan perwujudan sikap masyarakat terhadap farmakognosi. Keadaan ini didukung dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai efek samping dari pemakaian obat sintetis. Bahan alam yang sangat berpotensial akan menghasilkan bahan obat yang merupakan senyawa penting bagi perkembangan obat modern. Seperti perkembangan teknologi DNA rekombinan dan rekayasa genetika mempelopori lahirnya antibodi vaksin dan serum yang memiliki manfaat besar bagi daya imunitas tubuh manusia. Penemuan vaksin dan serum tersebut merupakan manifestasi dari farmakognosi. Dalam S.K Menkes No.125 /Kab/BVII/1971 tentang wajib daftar obat ada 5 kategori yaitu:

1. Obat : merupakan paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk menetapkan diagnosa dan memberikan efektifitas seperti yang diharapkan
2. Obat Jadi :  obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk, tablet, pil, cairan atau dengan nama teknis yang sesuai dengan Farmakope Indonesia
3. Obat Paten : obat jadi dengan nama dagang terdaftar atas nama si penjual dan diproduksi dengan kemasan asli dari pabriknya
4. Obat Baru : obat yang mengandung suatu zat dengan komponen lain yang belum diketahui khasiat dan kemurniannya
5. Obat Tradisional : khasiat obat yang bersumber dari bahan alam yang kemudian diramu atau di olah hingga memiliki efek teraupetik pada konsumennya

Farmakognosi merupakan bagian dari biofarmasi, biokimia, kimia sintetis sehingga ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang didefinisikan Fluckiger yakni penggunaan secara serempak berbagai cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Hubungan Farmakognosi dengan Botani dan Zoologi
Mengingat pentingnya identitas botani-zoologi, simplisia harus memiliki identitas botani dan zoologi yang tepat, dimaksudkan untuk mengetahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan yang digunakan sebagai simplisia.  Penetapan identitas botani-zoologi secara tepat merupakan langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan lainnya di bidang farmakognosi. Kondisi simplisia dapat rusak oleh faktor tertentu. Apabila hal tersebut terjadi, maka keadaannya tidak lagi memenuhi syarat dan dianggap berkualitas rendah. Misalnya saja simplisia yang akan digunakan bercampur dengan minyak pelumas, basah oleh air laut, rusak karena bakteri, dan tercampur dengan komposisi bahan lain yang tidak semestinya.

Hubungan Farmakognosi dengan Ilmu-ilmu lain
Simplisia merupakan bahan utama yang tersedia di tempat meramu obat dan umumnya diramu atau diracik sendiri oleh tabib.  
More aboutFarmakognosi

Farmakokinetik

Diposting oleh blog on Minggu, 07 April 2013

Farmakokinetik merupakan sebuah proses atau perjalanan suatu obat di dalam tubuh organisme berupa absorpsi, distribusi, metabolisme (biotransformasi), dan ekskresi.

[Proses Mekanisme Obat]
Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, suatu obat harus dapat mencapai tempatnya bekerja. Seperti halnya kerja antibiotik terhadap pengobatan infeksi ginjal. Maka antibiotik harus dapat mencapai ginjal (tempatnya bekerja) agar dapat membunuh bakteri yang menginfeksi ginjal sehingga memberikan efek teraupetik pada penyakit terkait. Setelah obat bekerja di dalam tubuh sehingga menimbulkan efek, selanjutnya obat akan diekskresikan. Ada beberapa tahapan yang perlu dilalui obat hingga proses pengeluaran obat oleh tubuh.

1) Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan zat aktif obat oleh tubuh. Proses absorpsi ini sangat penting dalam menentukan efek obat. Hanya zat aktif yang berada dalam keadaan larut yang dapat diabsorpsi oleh tubuh. Setelah zat aktif terlarut dalam pencernaan, zat tersebut selanjutnya akan di absorpsi melalui usus dan kemudian memasuki pembuluh darah. Terdapat banyak mekanisme absorpsi obat melalui usus, anatara lain filtrasi, difusi pasif, transpor aktif, transpor, difusi terfasilitasi, dan pinositosis (transfer pasangan ion). Sebagian besar obat diabsorpsi menggunakan mekanisme difusi pasif. Semua bentuk sediaan obat mengalami tahap absorpsi kecuali obat yang digunakan secara intravena karena obat langsung disuntikkan ke pembuluh darah sehingga obat tidak melalui tahap liberasi dan absorpsi. Efek yang diberikan obat intravena pun lebih cepat muncul. Proses absorpsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
  • Kelarutan obat
  • Kemampuan berdifusi melalui membran sel
  • Sirkulasi pada letak absorpsi
  • Konsentrasi obat
  • Cara pemakaian obat
  • Bentuk sediaan obat
  • Luas permukaan kontak obat
2) Distribusi 
Proses penyaluran atau penyebaraan obat melalui pembuluh darah. Setelah berada di dalam pembuluh darah obat akan di sebarkan ke seluruh tubuh bersama aliran darah. Selanjutnya obat akan memasuki orga-organ tubuh. Pada tahap inilah obat mencapai tempat kerjanya dan dapat memberikan efek yang diharapkan.  
Beberapa senyawa obat melintasi plasenta atau tali pusat sehingga penggunaan obat-obatan pada ibu hamil perlu dipertimbangkan karena kemungkinan akan menimbulkan efek berbahaya pada janin. Bahkan dapat menimbulkan efek toksis yang berakibat kelahiran bayi cacat atau mati. Untuk penggunaan obat pada ibu hamil perlu bukti klinis yang menyatakan efektivitas obat tidak membahayakan pada janin.

3) Metabolisme
Proses detoksifikasi obat oleh tubuh. Di dalam tubuh obat dianggap sebagai benda asing karena secara normal kandungan senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Proses detoksifikasi obat perlu dilakukan oleh tubuh guna menurunkan kadar toksik/racun. Tubuh suatu organisme telah memiliki mekanisme alamiah untuk melakukan proses tersebut. Sebagian besar obat didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. Proses tersebut menghasilkan senyawa dengan sifat toksik lebih rendah sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh organisme.
Beberapa kelompok obat masih tetap dalam bentuk aktif setelah didetoksifikasi hati sehingga memberikan efek yang diharapkan. Namun ada pula kelompok obat yang sudah tidak aktif lagi setelah didetoksifikasi hati. Untuk kelompok obat tersebut, pemberiannya secara intravena (disuntikkan ke pembuluh darah) guna menghindari proses detoksifikasi hati. obat tersebut akan langsung tersebar ke seluruh tubuh bersama aliran darah, baru kemudian mengalami detoksifikasi hati menjadi bentuk tidak aktif.
Untuk pemberian secara oral, obat akan memasuki hati terlebih dahulu karena pembuluh darah yang berasal dari usus akan menuju ke hati, baru tersebar ke seluruh tubuh. Tahap ini menyebabkan obat mengalami detoksifikasi terlebih dahulu sebelum mencapai tempat kerjanya. Jika terjadi demikian obat tidak memberikan efek maksimal karena sebagian kecil atau besar obat sudah berada dalam bentuk tidak aktif. 

4) Ekskresi
merupakan proses pengeluaran obat dari tubuh organisme terutama dilakukan oleh ginjal melalui urine. Selain organ ginjal obat diekskresikan lewat kulit (keringat), pernapasan (udara), kelenjar payudara (air susu), mata (air mata), dan saluran pencernaan (feses). Obat akan dikeluarkan dalam bentuk metabolit (bentuk asalnya).
More aboutFarmakokinetik

Farmakodinamik

Diposting oleh blog on Selasa, 02 April 2013

Farmakodinamik bersama farmakokinetik memiliki hubungan yang erat dari ruang lingkup farmakologi. Penjelasan mengenai farmakodinamik lebih pada mekanisme kerja dan pengaruh atau efek obat pada tubuh baik efek fisiologi maupun efek biokimia. Sedangkan farmakokinetik lebih menjelaskan pada suatu proses atau perjalanan obat di dalam tubuh organisme. Keduanya merupakan subdisiplin dari farmakologi.

Mekasnisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor, enzim, dan hormon. Dalam farmakodinamik sangat penting mempelajari mekanisme kerja suatu obat guna meneliti efek yang ditimbulkan obat pada sistem tubuh, mengetahui interaksi obat dalam sel, dan untuk mengetahui tahapan kerja obat serta mengetahui spektrum efek dan respon yang terjadi. Pengetahuan mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan sangat berguna dalam sintesis obat baru.

Farmakodinamik sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek obat umumnya timbul dari interaksi yang terjadi antara obat dan reseptor pada sel suatu organisme. Interakasi ini mengakibatkan perubahan fisiologi dan biokimia yang merupakan respon khas tubuh terhadap obat itu. Hal ini dapat digambarkan saat seseorang menkonsumsi suatu obat. Maka tubuh akan memberikan respon pada kerja obat. Dengan kata lain obat memberikan efek pada tubuh si penerimanya. Seperti peristiwa yang terjadi pada kadar gula darah dan suhu tubuh yang menurun.
More aboutFarmakodinamik

Farmakologi

Diposting oleh blog on Minggu, 31 Maret 2013

Kata farmakologi (pharmacology) dalam bahasa Yunani pharmacon berarti obat dan logy berarti ilmu. Obat adalah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup pada tingkat molekuler. Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi obat terhadap tubuh untuk menghasilkan efek teraupetik (efek penyembuhan). Pada masa lalu, farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat fisika dan kimia, efek biokimia dan fisiologi yang ditimbulkan dan penggunaan lainnya dari obat.
Dengan demikian farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang sangat luas cakupannya. Dewasa ini farmakologi telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri dalam ruang lebih sempit. Tetapi tidak terlepas dari ruang lingkup farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan lain-lain. Berikut penjelasan ruang lingkup farmakologi:

1) Farmakognisi: cabang ilmu farmasi yang mempelajari sifat-sifat tumbuhan sebagai sumber obat
2) Farmasetika: mempelajari cara mengolah atau memformulasikan obat
3) Farmakodinamik: mempelajari kegiatan obat terhadap organisme hidup termasuk mekasnisme kerjanya, reaksi fisiologis serta efek teratotik yang ditimbulkan
4) Farmakokinetik: mempelajari atau menguraikan nasib suatu obat di dalam tubuh organisme. Umumnya mencakup suatu proses seperti absorpsi, distribusi, biotransformasi atau metabolisme  dan ekskresi
5) Farmakologi: mempelajari efek zat-zat asing/eksogen dan endogen dari suatu obat terhadap organisme
6) Toksikologi: mempelajari efek racun suatu kandungan zat obat terhadap tubuh
7) Farmakoterapi: mempelajari penggunaan obat dalam pengobatan dan pencegahan atau gejala-gejala suatu penyakit
8) Biofarmasi: mempelajari pengaruh suatu obat terhadap efek terapeutiknya (efek penyembuhan)

Hubungan antara dosis suatu obat yang diberikan dan penggunaan obat untuk pengobatan penyakit digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi yaitu farmakokinetik (nasib atau proses yang dialami obat di dalam tubuh) dan farmakodinamik (efek atau pengaruh obat pada tubuh). Farmakokinetik berkaitan erat dengan absorpsi, distribusi, biotransformasi atau metabolisme dan ekskresi oabat. Sedangkan farmakodinamik mencakup mekanisme kerjanya dan efek fisiologi dan terarotik yang ditimbulkan oleh obat.  
More aboutFarmakologi